Home » , , » Cara Mencapai Kebahagiaan bukan dengan Mengejarnya (Terjemahan Buku Langgar Catatan #9)

Cara Mencapai Kebahagiaan bukan dengan Mengejarnya (Terjemahan Buku Langgar Catatan #9)

Diceritakan oleh Tricahyo Abadi pada Friday, April 12, 2013 | 5:51 PM

Sebagaimana telah saya sampaikan sebelumnya, dalam menerjemahkan surat Ki Ageng Suryomentaram  selanjutnya saya banyak terbantu oleh terjemahan yang telah dibuat oleh Ki Ragil Lanang Widiatmo Tri Purnomo. Namun, ada baiknya saya juga mencoba menerjemahkan versi saya sendiri, agar bisa sambil belajar, tidak salin-rekat semata.

SURAT KEPADA R. M. PRAWIRAWIWARA

Setelah mengucap salam takzim,
Pertama-tama saya sampaikan bahwa saya merasa berhutang kepada paman Ajar Dewantara,
saat saya menggubah UNIVERSITAS milik Beliau.

Kala itu saya menyanggupi memberikan pusaka Kyai Pulanggeni milik Beliau.
Ibarat di dalam dunia perdukunan, saya hanya menjelaskan syaratnya saja,
jika paman Ajar bersedia menjalankan syarat-syarat tadi,
Kyai Pulanggeni pasti kemudian diserahkan,
lalu kemudian bersatu dengan Dewi Supraba,
dan kemudian menjalani hidup SEMARABUMI,

sarat yang harus paman Ajar penuhi adalah bertapa di dalam gua yang angker dan gelap tersembunyi (terpencil).

Ada pun nama gua itu:
aku bajik (aku tidak pernah keliru), aku tidak bisa keliru,
aku tidak pernah melakukan hal buruk, aku tidak bisa menjadi jahat,
aku yang berkata, aku saksi perkataanku,
aku yang merasakan, dan pernyataan pengakuannya aku

Awalnya gua itu angker karena ada penunggu yang menguasainya, yaitu:
  1. BLEDHEG SIH (halilintar kasih) yang minta dituruti
  2. KALAMENTEL SIH (raksasa cinta yang galak dan cerewet) yang minta disayangi 
Oleh karena itu, jika paman Ajar berada di dalam gua tersebut,
kemudian terjadi kilatan petir,
maka harus menjawab (bertahajud?) begini:
kamu pasti marah kan jika kemauanmu tidak kuturuti,
biasanya aku juga marah kan jika kemauanku tidak kau turuti.

Kemudian harus menarik busur panah Kyai Pasopati ........
karena jungkir-balik blingsatan ingin dipercaya, atau terkencar-kencar ingin mempercayai
jika bidikan tepat pasti lebur

Kyai ... si penganut kemauan sesuka hati ... menancap di dada BLEDHEG ANUTAN.
Di sana Si Bledheg pasti berubah wujud menjadi BATARA BAYU.

Dewa tadi lalu menyembah serta berkata:
"saya adalah dewa semua kekuatan,
jika ada perlu paduka menghentakkan kaki ke bumi tiga kali,
saya pasti akan datang." kemudian sirna menghilang.

Setelah sirnanya Batara Bayu,
pasti mendapatkan kenikmatan yang tak terlukiskan (tidak bisa ditulis).

Andai bisa diucapkan, apa yang dirasakan itu begini:
di muka bumi di bawah langit tidak ada lagi yang mengalahkan aku.

KALAMENTEL, kedatangannya bagaikan seorang putri menggendong bayi menangis,
putri itu memiliki sengat keluh-kesah di dalam mulutnya,
yang racunnya ampuh luar biasa mengerikan,
hingga gunung batu yang disengatnya akan longsor.
Oleh karena itu, saat manusia terkena sengatannya, bengkak kasihan tidak ada harganya alias hina.
(Kanjeng Panembahan Senapati di laut selatan).


Penawar sengatan keluh-kesah itu adalah,
putri tadi harus dibopong dan dinina-bobobokan.
Kehendakmu itu,
saat terwujud pasti kemudian bertambah lagi,
berkepanjangan tidak karuhan dan tak akan terpuaskan sedikitpun.
Tidak ada kehendak mendapatkan kebahagiaan yang dapat terwujud.

Kalamentel pasti berubah wujud menjadi BATARA KAMAJAYA,
KASIH SAYANG merdeka:
lalu menyembah dan menyerahkan KYAI PULANGGENI, menuruti kemauan sendiri.
Batara Narada pasti turun menghantarkan pengantin DEWI SUPRABA, aku bahagia, diiringi para BIDADARI, aku ikut berbahagia,
numpang bahagia, ikut merasakan bahagia.

Main Ceki
Main Ceki (Foto Museum Tropen)
 PEMBERITAHUAN untuk paman Ajar,
teman sekolah saya satu kelas, semua kupasrahkan.
Saya teringat saat paman Ajar masih sekolah
kadang bermain bengkat juga,
lawannya nabi Kilir, Kanjeng Sultan Agung, Kanjeng Sunan Kali,
jika bermain kocokan ceki dengan BATARA NARADA dan SANG SIDARTA KAPILAWASTU.
Mereka yang sering mengocok PITAGORAS atau PLATO.
Jika bermain bas-basan setiap dengan PRABU JAYABAYA. Betah semalam
Jika bermain mul-mulan biasanya melawan LAOSE dikeroyok berdua dengan KONGHUCU.
Mereka yang mencarikan lawan adalah ARISTOTELES dan KANT.

Sekian dulu,
wg suryamentaram

Sumber: Surat ke-9 Buku Langgar Ki Ageng Suryamentaram
Jika menurut Anda bermanfaat, silakan berbagi tulisan ini ke teman Anda dengan tombol Google+, Twitter, atau Facebook di bawah ini.
Comments
0 Comments
0 Comments

Berikan Komentar

Post a Comment

Translate This Page into